'Dijual Garis Darah'

Deddy Mizwar, lahir di Jakarta, 5 Maret 1955. Ia pertama kali terjun ke dunia film pada 1976. Saat ini, bang Jack --sapaan akrab Deddy Mizwar-- masih  syuting FTV 'DIJUAL GARIS DARAH" di Kota Sinjai.
Deddy yang pada 1986 pernah terpilih sebagai aktor terbaik dengan meraih empat Piala Citra sekaligus dalam FFI 1986 dan 1987. Ia rela  memilih profesinya di bidang teater, dan melepaskan pekerjaannya sebagai pegawai negeri pada 1976.

Sampai kini, Deddy berkali-kali meraih penghargaan Piala Citra baik sebagai peran utama maupun peran pembantu.
Syuting FTV "Dijual Garis Darah" yang akan tayang di televisi akhir Desember 2011 ini, mengambil lokasi syuting di beberapa tempat di Kota Sinjai seperti Hotel Sahid Sinjai, Pelelangan Ikan Lappa, Rumah BaruE (di Jalan Persatuan Raya Sinjai) tepatnya di samping rumah peninggalan mantan rektor UNM Prof Dr Idris Arif MS.
FTV "Dijual Garis darah"  juga di bintangi bintang kawakan lainnya, seperti Rina Hasyim, Fahri Albar. Selain itu, juga dibintangi aktris dan aktor lokal Sinjai. Sementara pemeran pembantu, diisi diperankan beberapa anak-anak ekskul jurnalistik SMAN 1 Sinjai Utara. (Reporter: Dian Rezky Muliani, Magfirah Istiqamah Ilham, Ardillah Mahrik dan dari berbagai sumber)

Siswa SMANSA di FTV "Garis Darah"

Belasan siswa SMA Negeri 1 Sinjai Utara (SMANSA) turut ambil bagian sebagai pemain figuran  dalam pengambilan gambar FTV "Garis Darah"  di beberapa tempat  di Sinjai. Film televisi yang menceritakan budaya bugis ini, di mainkan pemain-pemain film kawakan papan atas Indonesia seperti Deddy Mizwar, Rina Hasyim, Fahri Albar dan Niken serta beberapa artis nasional lainnya.
Kendati siswa SMANSA hanya diberi peran sebagai figuran, namun siswa tersebut cukup senang. Apatahlagi pemeran utama FTV ini Deddy Mizwar yang sering di sapa Bang Jeck, cukup memberi motivasi bagi siswa untuk jadi orang sukses nantinya di masa depan.
"Saya bangga dan senang, meski hanya pemain figuran," papar Ardillah Mahrik dan Magfirah Istiqamah Ilham, siswa kelas XII IA 1 SMAN 1 Sinjai Utara, kepada tim Ekskul Jurnalistik SMANSA, di sela-sela syuting di Hotel Sahid Sinjai, Minggu, (27/11). Rencananya FTV "Garis Darah" produksi Citra Sinema akan tayang di SCTV pertengahan Desember 2011 nanti.

Guru, Jasamu Tiada Tara

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Penggalan lagu tersebut jadi penanda tentang keagungan seorang guru. Ia begitu berjasa bagi pencerdasan anak negeri. Betapa tidak, dimulai dari titik nol untuk mengisi intelektual siswa di taman kanak-kanak dengan pengejaan huruf A sampai Z, hingga masuk SD, SMP, dan SMA yang kesemua jenjang sekolah tersebut dilakoni oleh masing-masing guru dengan penuh keihlasan dan kesabaran. Masihkah guru dihargai jasa-jasanya?
Seperti pemeo berikut, ’Belajar di waktu kecil bagai mengukir diatas batu, belajar sesudah dewasa laksana mengukir di atas air’.  Kalimat tersebut tentu mengisyaratkan kepada kita yang telah usai menempuh pendidikan di bangku sekolahan, bahwa sewaktu kecil dulu telah diajarkan kepada kita dari sosok guru tentang sebuah ilmu dari kita tidak tahu, akhirnya menjadi tahu dari makna ilmu yang diajarkan guru kita dulu. Sebuah pencapaian cita-cita yang tak lepas dari tangan-tangan dingin guru yang dengan ihlas mengajarkan ilmunya kepada muridnya.
Sekadar diketahui, dunia telah mengakui jika guru adalah pemecah masalah (Problem Solver) bagi kehidupan. Guru juga diamini sebagai penyejuk jiwa dari jiwa oleh jiwa dan untuk jiwa manusia. Siapa pun di dunia ini, —sepanjang pernah mengenyam pendidikan di sebuah lembaga pendidikan— tentu tidak melupakan sosok gurunya, ketika pernah diajar semasa sekolah dulu. Ironis memang, ketika seorang siswa sungguh melupakan gurunya. Apatahlagi keberadaan  guru diakui sebagai sosok yang pantas digugu, ditiru, serta dijadikan cahaya penerang dalam menimba ilmu pengetahuan.
            Sejumlah tokoh masyarakat yang peduli dengan dunia pendidikan memberikan lisensi bagi guru, bahwa tugas seorang guru sungguh sangat mulia dalam dimensi masyarakat yang multikultural dan multidimensional. Secara tegas, A Mappasere, mantan Asisten III yang sekarang menjabat sekretaris daerah Pemkab Sinjai, kepada tim journalist siswa SMAN 1 Sinjai Utara mengakui jika tugas seorang guru sangat berat karena perlu keahlian khusus untuk memindahkan ilmu kepada murid-muridnya. Bahkan jika perlu guru harus mendapat pehatian khusus dari pemerintah dengan jasa-jasanya yang sungguh mulia untuk menjadikan pelajar bisa sukses menjadi orang hebat, seperti petinggi negeri yang berhasil dan sukses dalam mencapai karir adalah berkat ajaran dan didikan guru.
”Seorang guru layak diberi penghargaan atas jasa dan baktinya dalam mendidik siswa.” urai A Mappasere.
Hal sama juga diamini Lukman Dahlan SIP MSi, Pegawai Pemkab Sinjai, menurutnya sangat pantas bagi sosok guru untuk selalu diagungkan. Guru adalah jembatan ilmu dari masa ke masa. Bahkan guru adalah sosok yang didalamnya terkandung makna yang luar biasa yang selalu mencurahkan ilmu serta hidupnya untuk anak didiknya. ”Saya sangat yakin jika guru jadi sumber ilmu dalam mencerdaskan anak bangsa dan kita wajib menghormati guru,” papar Lukman Dahlan.
            Sekadar penggambaran dari sosok guru, bahwa peranan teknologi yang semakin canggih dengan diciptakannya robot,  ternyata belum mampu menggantikan tugas-tugas guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik di depan kelas. Realitas tersebut membuktikan jika pekerjaan guru, begitu agung, mulia, dan menjadi kiblat bagi pencerdasan dari generasi ke generasi. Meski diketahui, jika gaji guru nyaris tidak sebanding dengan pekerjaannya. Dalam kacamata ekonomi, --sebelum pemerintah menggulirkan sistem sertifikasi guru--  masyarakat memandang guru termasuk kelompok berpenghasilan rendah (low income earners). Kalaupun ada yang berada pada lapisan berpenghasilan menengah-bawah (lower-middle income earners) hanya sebagian kecil saja.
            Dengan demikian, guru wajib diberikan penghargaan sebagai sosok yang berjasa  bagi kehidupan yang sesungguhnya. Tidak mengherankan jika guru layak diberi penghargaan sebagai pahlawan yang cukup berjasa bagi pencerdasan anak bangsa. Guru mengajari kita dengan penuh kasih  yang layak digugu dan ditiru. Guru mengajarkan kepada muridnya dari tidak bisa menjadi bisa. Sejak pagi hari guru sudah datang untuk mengajar dimulai pukul 07.20 sampai dengan pukul 13.50 Wita. Perlu dipahami, sosok guru dalam mengajar dilakukan dengan penuh ketulusan hati tanpa mengharap imbalan. Paling berkesan tatkala guru selalu mendoakan muridnya agar lulus ujian nasional serta jadi orang sukses di masa depan. Terima kasih guru, jasamu tak akan punah diperadaban jaman dari waktu ke waktu. (Reporter: tim siswa-ekskuljurnalistik / Editing: Takdir Kahar, S.Pd.)

POLISI HIMBAU PELAJAR PEDULI ATURAN

     Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Sinjai Utara AKP Sunyoto, himbau siswa untuk mematahui tata tertib. Penegasan tersebut disampaikan di hadapan pelajar SMAN 1 Sinjai, saat menjadi Pembina upacara hari Senin pagi, (24/10/2011) di lapangan sekolah SMAN 1 Sinjai, kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Menurut Sunyoto, kecenderungan pelajar sekarang kurang peduli dengan aturan-aturan yang ada. Bahkan pelajar atau remaja sekarang sangat bangga dengan  pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan.
        Ditegaskan juga, jika sikap dan mental remaja yang buruk tidak diubah sejak sekarang  untuk ke arah yang lebih baik, maka pertanda  preseden buruk bagi remaja sekarang yang notabene sebagai pemuda harapan bangsa. "Remaja dan pelajar harus memiliki sikap kesatria,  disiplin dan bertanggungjawab," urainya.
         Pada kesempatan tersebut, AKP Sunyoto juga mengharapkan kepada pelajar khususnya di Sinjai untuk tidak menyentuh narkoba. Penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif lainnya akan berdampak pada kesehatan dan masa depan pelajar itu sendiri yang akan berakibat buruk. "Mari menjadi pelajar yang cerdas dan disiplin serta dapat dicontoh oleh sekolah lain," pesan AKP Sunyoto di akhir  amanahnya. (*)

KORAN BEKAS JADI TAS CANTIK


Barang bekas seperti koran tidak selamanya menjadi tak berguna dan berakhir di tempat sampah. Di tangan orang-orang kreatif, barang bekas bisa disulap menjadi produk berkualitas yang siap dipasarkan. Itu juga yang dilakukan pelajar SMAN 1 Sinjai, Kec Sinjai Utara Kabupaten Sinjai dalam memanfaatkan limbah bekas seperti koran. Melalui tangan-tangan kreatif pelajar,   koran bekas itu pun kini telah menjadi bisnis tas unik yang punya prospek bagus di pasaran.
Tas-tas unik dari Koran bekas, merupakan hasil sentuhan pelajar kelas XII pada bidang studi Keterampilan. Untuk membuatnya pun sangat mudah dan praktis. Menurut guru bidang studi keterampilan Dra Hj Indotang, saat membimbing pelajar  membuat tas dari limbah Koran, Kamis (13/10)  cukup disediakan bahan dari Koran bekas, perekat lem tembak atau lem fox, kemudian siapkan juga kawat sebagai penguat.
Sebelum dimanfaatkan jadi tas cantik, ternyata limbah Koran bekas dianggap barang yang tidak ada gunanya. Kini Koran bekas tersebut sudah disulap jadi tas unik dan cantik. Supaya lebih elegan dan catik, tas-tas ini menarik bisa ditambahkan aksesoris dari daun dan bunga kering, bisa juga dari manik-manik, pita, atau boneka kecil.
Sementara perawatannya tidak perlu hawatir. Caranya mudah, cukup di kuas untuk menghilangkan debu, bila perlu bisa dilap dengan menggunakan kain lembut, hasilnya pun kembali baru. Berminat memiliki tas unik tersebut, kunjungi gallery keterampilan pelajar di ruang perpustakaan SMAN 1 Sinjai. (*)

Segera, Lomba BLOG Antar Kelas

Rupa-rupa inilah mewarnai blog XII IA1
Blog itu ternyata mudah. Untuk memahaminya kita harus menyelaminya sedalam mungkin seperti kita memahami hati dan jiwa kekasih yang selalu kita rindukan.
 Jangan Pernah berhenti mengejar mimpi-mimpimu . Asa itulah yang menyelimuti pelajar SMA Negeri 1 Sinjai yang ikut pelatihan pembuatan blog, Selasa (1/11/2011). Kegiatan kali ini cukup sukses karena antusiasme siswa dari perwakilan masing-masing kelas cukup besar. Terbukti dari kuota 30 peserta yang direncanakan, namun yang ikut melebihi target yaitu 40 orang.
    Kegiatan yang dipusatkan di ruang Laboratorium Komputer lantai dua SMAN 1 Sinjai, merupakan program kerjasama antara Relawan TIK Kabupaten Sinjai  dengan  Komunitas Pengguna Linux (KSL)  dan ekskul jurnalistik SMAN 1 Sinjai.
          Dalam sambutan  Drs Muh. Suardi, Wakasek Kurikulum, yang mewakili Kepala Sekolah ketika membuka pelatihan blog menegaskan perlunya siswa untuk melek teknologi. “Era sekarang adalah era digital yang harus dihadapi,” ungkapnya. Senada dengan itu, Takdir Kahar SPd, pembimbing KSL sekaligus Pembina Ekskul Jurnalistik SMAN 1 Sinjai, ketika memberikan sambutannya juga mengingatkan pelajar yang ikut pelatihan pembuatan blog untuk senantiasa  mengasa terus kemampuannya di dunia teknologi . Tentunya memanfaatkan kesempatan pelatihan blog ini sebagai langkah awal untuk lebih peduli dengan kreativitas hari ini, esok, dan selamanya.
        Meski pelatihan blog tersebut hanya berlangsung 4 jam dari jam 08.00 sampai jam 12.00 WITA, namun apresiasi dan pemahaman siswa  sangat cepat memahami penjelasan materi blog yang dipaparkan  Muhammad Rusyaid yang didampingi Relawan TIK lainnya seperti  A Nuryadin, Zainal Abidin, dan Muhammad Takdir.
          Sementara itu, apresiasi siswa dengan kegiatan ini disambut baik. Seperti penjelasan Novan Arisandi, kelas XII IA5 yang juga ketua KSL SMAN 1 Sinjai mengaku salut dengan kegiatan yang dipsonsori Relawan TIK Sinjai. “Seperti sebuah mimpi, dari saya tidak tahu blog menjadi lebih paham blog,” ungkap Novan. Demikian juga pengakuan Fauziah Jamaluddin, kelas XI IA 1 yang juga bendahara Ekskul Jurnalistik,  bahwa blog itu ternyata mudah. Untuk memahaminya kita harus menyelaminya sedalam mungkin seperti kita memahami hati dan jiwa kekasih yang selalu kita rindukan. “Pokoknya asyik dan terima kasih kepada kakak relawan tik Sinjai atas ilmu blognya kepada kami-kami di SMAN 1 Sinjai, jangan bosan menularkan ilmunya kakak kepada  kami,” papar Fauziah yang sering di sapa Nona.
        Untuk mengapresiasi blog siswa, maka Relawan TIK Sinjai dalam waktu dekat akan melombakan blog-blog antar kelas  yang dibuat siswa. Janji tersebut diungkapkan Zainal Abidin, pengurus Relawan TIK saat menutup acara pelatihan blog. “Selamat berkarya, dan kita tunggu hasil blognya untuk selanjutnya dilombakan blog-blog antar kelas di bawah bendera Buletin atau mading  masing-masing kelas,” kuncinya. (Penulis Berita: Magfirah Istiqamah Ilham/Ketua Ekskul Jurnalistik)

Ada Pelatihan Blog di SMANSA

Pengurus relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kabupaten Sinjai, berencana membuat pelatihan mengelola blog di sekolah-sekolah di kabupaten Sinjai. Pelatihan ini rencananya akan di mulai Selasa (1/11/2011) besok. Menurut sekretaris relawan TIK Sinjai, Andi Nuryadin, pelatihan akan di awali di SMA negeri 1 Sinjai Utara. Materi yang akan diberikan pada pelatihan ini antara lain adalah, dasar-dasar membuat blog. “salah satu materinya adalah dasar-dasar membuat blog. Dengan materi ini kami berharap, semua siswa sudah bisa membuat blog dan menjadikan blog ini sebagai wadah mengasah keterampilan menulis para siswa,” katanya kepada karebanews, Senin (31/10/2011) siang. Nuryadin juga menambahkan, pada pelatihan membuat blog ini, pihaknya bekerjasama dengan kelompok studi linux (KSL) SMA negeri 1 Sinjai Utara, KPLI Sinjai serta Sahabat.net. (Sumber: Karebanews.com)

TENTANG JURNALISTIK SISWA


Kunjungan Redaksi di Harian Fajar Lt. 4, Graha Pena Makassar

Jurnalisme (Jurnalistik) adalah sebuah gerakan dan kekuatan sosial dalam mendorong dan mempercepat proses pembangunan dan konsolidasi demokrasi (Demokracy Consolidasy) dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu berbenah untuk membangun kekuatan baru dalam mempercepat penguatan kualitas manusia, bukan justru tetap jalan ditempat (Stagnan). Kehadiran KOMUNITAS JURNALISTIK SISWA SMA NEGERI 1 SINJAI, dengan eksis menerbitkan Buletin Siswa yang terbit sekali seminggu (weekly news) dan Majalah Dinding 'KARAMPUANG" SMA NEGERI 1 SINJAI, siap mengakomodasi aspirasi, inspirasi, dan kreativitas siswa bagi kemajuan civitas SMA Negeri 1 Sinjai secara khusus, serta semua siswa dan pelajar Sinjai untuk lebih cerdas.
       Keberadaan Buletin Siswa dan Majalah Didning sebagai media informasi (News) bagi siswa, memang masih dianggap sebelah mata oleh sebagain pihak. Akan tetapi, perjalanan waktu yang kian global dan kompetitif dengan persaingan yang cukup ketat, tentu informasi yang akan menjadi utama sebagaimana informasi-informasi yang dimuat di dalam Buletin Siswa. 
       Sekali lagi dukungan semua pihak adalah motivasi kami untuk terus semangat dalam mengasah kreativitas. Karena kami yakin, Tanpa Anda Kami Belum Lengkap.
(Pengantar: Takdir Kahar, S.Pd. / Pembina & Pembimbing)

SELAYANG PANDANG

KJS saat Tour Jurnalistik di Sekolah Athirah Bukit Baruga 2010
Tujuan pendidikan tidak hanya berhenti untuk menjadikan anak didik pandai, mendapatkan nilai tinggi dalam catatan hasil belajar (raport/ijazah), Lebih dari itu, pendidikan harus mampu menciptakan pribadi-pribadi yang kreatif. Karena itu kreativitaslah yang menjadi barometer kesuksesan. Melalui pengembangan kreativitas menulis siswa dalam KOMUNITAS JURNALISTIK SISWA yang menerbitkan Buletin Siswa dan Koran Dinding Siswa tentu Mendapatkan spirit baru untuk tampil lebih kreatif, inovatif, dan imajinatif.
Wadah Lingkar KOMUNITAS JURNAISTIK SISWA dibentuk sebagai akumulasi untuk memenej dengan baik dari kegiatan menulis siswa di bidang jurnalistik. Eksistensi wadah KOMUNITAS JURNAISTIK SISWA SMA Negeri 1 Sinjai  yang dibentuk pada tanggal 13 Nopember 2006 dengan menaungi dua media penerbitan dalam bentuk Buletin Siswa Koran Dinding Siswa.
Cikal bakal terbitnya Buletin Siswa, berawal dari mata pelajaran Bahasa Indonesia yang membahas tentang Kompetensi Dasar ’Wawancara’. Pada saat itu, siswa melakukan praktek wawancara dan aplikasinya agar lebih nyata dan lebih hidup maka diterbitkanlah ke dalam Buletin Siswa. Terbit perdana dimulai di kelas XI Ilmu Alam 1 tahun pelajaran 2006/2007 pada tanggal 13 Nopember 2006. Untuk terus eksis, mulai saat itu setiap minggu diterbitkan Buletin Siswa secara bergiliran dari X sampai kelas XI dibawah bendera Buletin masing-masing kelas.
Sekadar diketahui, terbitnya Buletin Siswa sebagai upaya menciptakan siswa yang handal dan kreatif tidak hanya dalam bentuk proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di dalam ruangan kelas, akan tetapi dapat juga ditempuh dengan solusi lain yang lebih bemutu dan berkualitas. Salah satunya mengaktifkan kegiatan menulis siswa untuk dimuat di koran dinding siswa dan buletin siswa.
        Hadirnya Buletin Siswa, menjadi nuansa baru dalam memajukan jurnalistik siswa untuk lebih paham dan memahami lebih jauh tentang media dan teknik menulis dalam bingkai jurnalistik. Olehnya itu, dukungan semua pihak sangat dibutuhkan untuk terus mengasah kreativitas jurnalistik siswa. Karna kami yakin, Tanpa Anda Kami Belum Lengkap. Selain Buletin Siswa juga tetap diterbitkan Koran Dinding Siswa minimal sekali sebulan atau dua kali sebulan atau dikondisikan. Berbeda halnya dengan Buletin Siswa yang terbit minimal sekali seminggu (weekly News). Khusus penerbitan media Koran Dinding Siswa belum terbit secara maksimal. Meski demikian, tetap diterbitkan koran dinding siswa seadanya guna menampilkan hasil-hasil tulisan siswa seperti puisi, cerpen, artikel, dan sebagainya. (*)

BULETIN SISWA



Menggagas Ide Cerdas
AWALNYA, BULETIN SISWA  DALAM NAUNGAN LINGKAR PENULIS ABU-ABU (LPA2) SMA NEGERI 1 SINJAI UTARA. SEIRING PERUBAHAN WAKTU YANG SERBA DIGITAL, AKHIRNYA DISESUIAKAN DENGAN NAMA  "KOMUNITAS JURNALISTIK SISWA". DIBENTUK 13 NOPEMBER 2006, SEJAK ITU JUGA TERBIT PERDANA BULETIN SISWA. SEKARANG SUDAH MENERBITKAN PULUHAN EDISI.  KOMUNITAS JURNALISTIK TERDIRI DARI 2 PRODUK MEDIA PENERBITAN YAKNI BULETIN SISWA DAN KORAN DINDING SISWA. PROSES PENERBITAN BULETIN SISWA DILAKUKAN SECARA BERGILIRAN SETIAP KELAS DI BAWAH BENDERA BULETIN MASING-MASING KELAS. UNTUK PROSES PENERBITAN BULETIN SISWA DIMULAI PERENCANAAN LIPUTAN, PENENTUAN NARA SUMBER, HINGGA PENULISAN HASIL WAWANCARA SAMPAI PELAKSANAAN CETAK YANG DILAKUKAN LANGSUNG OLEH SISWA. SEMENTARA EDITING AKHIR SEBELUM DITERBITKAN (DICETAK) DIBAWAH KOORDINASI GURU PEMBINA. (*)

Anggota Ekskul Mading SMANSA TP 2011/2012

**X-1
Nurasmilawati, Ummu Salwa, Wahyuni Armiati, Yunita Anggraeni  
**X-2
Defreni Mardatillah, A. Ulfa Haerani, Anita Yuniarti, Novi Aulia, Nurul Charismawati
**X-3
A. Diah Indira, Nur Herianti Syam
**X-4
Abd. Dzuljalali Wal Ikram, Auliati Nisa, Rais Ahmad Surif, Alisha Rahman, Riski Amalia, A. Reskiawati Anma, Nurul Fatimatul Izzah, Nining Anggriani H.
**X-5
Titi Kasmawati, Dwi Ayu Amaliah Ilham, Meidy Thelessy
**X-6
Harfianti Bahar, Nurul Rezki Sudirman
**X-7
Uswatun Khasanah, Mutmainnah Lukman, Putri Srikandi, Muh. Nurcholis M, Nur Atira Ali, Ikhsan Baharuddin
**X-8
Anugrah Yustica, Faikatunnisa, Diana Fauziah, Sri Hariati Ashari
**X-9
A.Tenri Wali, Sri Wahyuni, Stefani Yuna Widyastuti
 
**XI IA I
Ayu Mutmainnah Halim, A. Nurwitri Apriliani, Nurfaidah Arsyad, Nurul Khoidah Alfad, Nurani Azizah, Evi Fatmala, Ifa Yulianingsih
**XI IA 2
Niky Rahma Nurhusnah
**XI IA 3
A. Muh. Arief Pratama, Riza Yunizar, Mukhalik Ma'aruf L, Ririn Sorianingsih, Fadillah Syam, Muh. Irsyam
**XI IA 4
Muh. Nurul K. Purnama, Ishak Herman, Purnamasari, Rizky Sulistiawati
**XI IA 5
Selviana, Nurwakia, A. Irdayanti Rahman

Komunitas Jurnalistik & FP SMANSA di FB

Fan Page SMAN 1 Sinjai Utara di Facebook .. di like yah :)

kalo untuk grup Jurnalistik ada disini .. silahkan gabung ;)


:: KEEP STAY WITH YOUR Facebook Account ::

KODE ETIK JURNALIS

  1. Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar. 
  2. Jurnalis senantiasa mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan dan keberimbangan dalam peliputan dan pemberitaan serta kritik dan komentar
  3. Jurnalis memberi tempat bagi pihak yang kurang memiliki daya dan kesempatan untuk menyuarakan pendapatnya.
  4. Jurnalis hanya melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya.
  5. Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang perlu diketahui masyarakat. 
  6. Jurnalis menggunakan cara-cara yang etis untuk memperoleh berita, foto dan dokumen 
  7. Jurnalis menghormati hak nara sumber untuk memberi informasi latar belakang, off the record, dan embargo. 
  8.  Jurnalis segera meralat setiap pemberitaan yang diketahuinya tidak akurat 
  9. Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi konfidensial, identitas korban kejahatan seksual, dan pelaku tindak pidana di bawah umur. 
  10. Jurnalis menghindari kebencian, prasangka, sikap merendahkan, diskriminasi, dalam masalah suku, ras, bangsa, politik, cacat/sakit jasmani, cacat/sakit mental atau latar belakang sosial lainnya. 
  11. Jurnalis menghormati privasi, kecuali hal-hal itu bisa merugikan masyarakat 
  12. Jurnalis tidak menyajikan berita dengan mengumbar kecabulan, kekejaman kekerasan fisik dan seksual. 
  13. Jurnalis tidak memanfaatkan posisi dan informasi yang dimilikinya untuk mencari keuntungan pribadi. 
  14. Jurnalis tidak dibenarkan menerima sogokan. (Catatan: yang dimaksud dengan sogokan adalah semua bentuk pemberian berupa uang, barang dan atau fasilitas lain, yang secara langsung atau tidak langsung, dapat mempengaruhi jurnalis dalam membuat kerja jurnalistik.) 
  15. Jurnalis tidak dibenarkan menjiplak. 
  16. Jurnalis menghindari fitnah dan pencemaran nama baik. 
  17. Jurnalis menghindari setiap campur tangan pihak-pihak lain yang menghambat pelaksanaan prinsip-prinsip di atas. 
  18. Kasus-kasus yang berhubungan dengan kode etik akan diselesaikan oleh Majelis Kode Etik.

Sejarah Jurnalistik di Dunia & di Indonesia

SEJARAH JURNALISME DUNIA
Ada yang berpendapat bahwa Nabi Nuh, adalah orang pertama yang melakukan pencarian dan penyampaian berita. Dikisahkan bahwa pada waktu itu sebelum Allah SWT menurunkan banjir besar, maka diutuslah malaikat menemui dan mengajarkan cara membuat kapal laut sampai selesai kepada Nabi Nuh.

Kapal tersebut dibuat di atas bukit dan bertujuan mengevakuasi Nabi Nuh bersama sanak keluarganya dan seluruh pengikutnya yang saleh dan segala macam hewan masing-masing satu pasang. Setelah semua itu dilakukan, maka turunlah hujan selama berhari-hari yang disertai angin kencang dan kemudian terjadilah banjir besar. Dunia pun dengan cepat menjadi lautan yang sangat besar dan luas.


Nabi Nuh bersama orang-orang yang beriman lainnya dan hewan-hewan di dalam kapal laut, berlayar dengan selamat di atas gelombang lautan banjir yang sangat dahsyat. Setelah berbulan-bulan lamanya, Nabi Nuh beserta orang-orang beriman lainnya mulai khawatir dan gelisah, karena persediaan makanan mulai berkurang.

Masing-masing penumpang pun mulai bertanya-tanya, apakah banjir besar itu memang tidak berubah atau bagaimana? Mereka pun berupaya mencari dan meminta kepastian. Atas permintaan dan desakan tersebut, Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk meneliti keadaan air dan kemungkinan adanya makanan.

Setelah beberapa lama burung itu terbang mengamati keadaan air, dan kian kemari mencari makanan, ternyata upayanya sia-sia belaka. Burung dara itu hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun (olijf) yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun di patuknya dan dibawanya pulang ke kapal.

Atas datangnya kembali burung itu dengan membawa ranting zaitun, Nabi Nuh mengambil kesimpulan bahwa air bah sudah mulai surut, namun seluruh permukaan bumi masih tertutup air, sehingga burung dara itu pun tidak menemukan tempat untuk istirahat. Maka kabar dan berita itu pun disampaikan Nabi Nuh kepada seluruh anggota penumpangnya.

Atas dasar fakta tersebut, para ahli sejarah menamakan Nabi Nuh sebagai seorang pencari berita dan penyiar kabar (wartawan) yang pertama kali di dunia. Malah ada yang menyimpulkan bahwa Kantor Berita pertama di dunia adalah Kapal Nabi Nuh. Dalam sejarah Kerajaan Romawi disebutkan bahwa Raja Imam Agung menyuruh orang membuat catatan tentang segala kejadian penting. Catatan itu dibuat pada annals (papan tulis yang digantungkan di serambi rumah raja). Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya.

Pengumuman sejenis itu dilanjutkan oleh Julius Caesar pada zaman kejayaannya. Julius Caesar mengumumkan hasil persidangan senat, berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya, dengan jalan menuliskannya pada papan pengumuman berupa papan tulis pada masa itu (60 SM).

Papan tulis itu dikenal dengan nama acta diurna dan diletakkan di Forum Romanum (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum. Terhadap isi acta diurna tersebut setiap orang boleh membacanya, bahkan juga boleh mengutipnya untuk kemudian disebarluaskan dan dikabarkan ke tempat lain. Acta diurna itulah yang disebut-sebut sebagai cikal bakal lahirnya surat kabar harian. Seiring kemajuan teknologi informasi, maka yang bermula dari laporan harian maka tercetaklah menjadi surat kabar harian.

Dari media cetak berkembang ke media elektronik, dari kemajuan elektronik terciptalah media informasi berupa radio. Tidak cukup dengan radio yang hanya berupa suara muncul pula terobosan baru berupa media audio visual yaitu TV (televisi). Media informasi tidak puas hanya dengan televisi, maka lahirlah internet, sebagai jaringan yang bebas dan tidak terbatas.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah lahir banyak media (multimedia). Seorang yang membuka internet, bisa sekaligus mendengar berita radio, atau mendengarkan musik, atau menonton siaran televisi.

SEJARAH JURNALISME INDONESIA
Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg.

Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timur, Bintang Barat, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit.

Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia.

Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi jurnalisme. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia (TVRI) muncul dengan teknologi layar hitam putih.

Di masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan (pemberangusan) media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh nyata dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan (Deppen) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto sebagai Presiden RI, pada 1998. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi kewartawanan.

Kegiatan jurnalisme diatur dengan Undang-Undang Penyiaran dan Kode Etik Jurnalistik yang dikeluarkan Dewan Pers.

Pengertian atau Definisi Jurnalistik

Pengertian atau definisi jurnalistik sangat banyak. Secara etimologi, jurnalistik berasal dari dua suku kata, yakni jurnal dan istik.

Jurnal berasal dari bahasa Perancis, jounal, yang berarti catatan harian. Dalam bahasa Latin, juga ada kata yang hampir sama bunyi dan upacannya dengan journal yakni diurna, yang mengandung arti hari ini.

Pada zaman Kerajaan Romawi Kuno saat Julius Caesar berkuasa, dikenal istilah acta diurna yang mengandung makna rangkaian akta (gerakan, kegiatan, dan kejadian).


Kata istik merujuk pada istilah estetika yang berarti ilmu pengetahuan tentang keindahan. Keindahan dimaksud adalah mewujudkan berbagai produk seni dan atau keterampilan dengan menggunakan bahan-bahan yang diperlukan, seperti kayu, batu, kertas, cat, atau suara. Dalam hal ini meliputi semua macam bangunan, kesusastraan, dan musik.

Hasil seni dan atau keterampilan dimaksud mengandung nilai-nilai yang bisa diminati dan dinikmati manusia pengagumnya, karena keindahan tersebut mengandung makna yang luas, serta mencakup sifat-sifatnya yang obyektif dan subyektif.

Dengan demikian, secara etimologis, jurnalistik dapat diartikan sebagai suatu karya seni dalam hal membuat catatan tentang peristiwa sehari-hari. Karya seni dimaksud memiliki nilai keindahan yang dapat menarik perhatian khalayaknya (pembaca, pendengar, pemirsa), sehingga dapat dinikmati dan dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya.

Di dalam istilah jurnalistik juga terkandung makna sebagai suatu seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi dalam bentuk berita secara indah agar dapat diminati dan dinikmati, sehingga bermanfaat bagi segala kebutuhan pergaulan hidup khalayak.

Secara lebih luas, pengertian atau definisi jurnalistik adalah seni dan keterampilan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala kebutuhan hati nurani khalayaknya, sehingga terjadi perubahan sikap, sifat, pendapat, dan perilaku khalayak sesuai dengan kehendak para jurnalisnya. (Kustadi Suhandang, 2004 : 21)

Masih banyak definisi atau pengertian jurnalistik, antara lain kejadian pencatatan dan atau pelaporan, serta penyebaran tentang kejadian sehari-hari (Astrid S. Susanto, 1986, Komunikasi Massa, Hal. 73).

Onong Uchjana Effendy (1981: 102) menyatakan bahwa jurnalistik merupakan kegiatan pengolahan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarluasannya kepada masyarakat.

A.W. Widjaja (1986: 27) menyebutkan bahwa jurnalistik merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara menyiarkan berita ataupun ulasannya mengenai berbagai peristiwa atau kejadian sehari-hari yang aktual dan faktual dalam waktu secepat-cepatnya.

Ensiklopedi Indonesia secara rinci menerangkan bahwa jurnalistik adalah bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi tentang kejadian dan atau kehidupan sehari-hari secara berkala, dengan menggunakan sarana-sarana penerbitan yang ada.

Secara harfiah, jurnalistik artinya kewartawanan atau hal-ikhwal pemberitaan. Menurut kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis di surat kabar, majalah, dan media massa lainnya.

Arsip Blog

Blog Archive